Dalam sistem jaringan ini , yang diutamakan yaitu sharing resource dan service , mirip penggunaan jadwal , data dan printer secara bersama-sama. Misalnya pemakai komputer berjulukan Rajo dapat memakai jadwal yang dipasang di komputer Kaciak , dan mereka berdua dapat mencetak ke printer yang sama pada ketika yang bersamaan.
Jaringan peer-to-peer pertama kali di luncurkan dan dipopulerkan oleh aplikasi-aplikasi “berbagi-berkas” (file sharing) mirip Napster dan KaZaA. Pada konteks ini teknologi P2P memungkinkan para pengguna untuk menyebarkan , mencari dan mengunduh berkas.
Jaringan peer-to-peer juga sering disebut dengan workgroup. sebab arti workgroup mempunyai konotasi yaitu kolaborasi tanpa adanya sentra kontrol (server). Peer-to-peer dapat dibangun hanya dengan sistem operasi yang terinstall di dalam komputer dan tersambungnya beberapa komputer secara fisik.
Dalam jaringan ini tidak ada komputer yang berfungsi khusus , semua komputer dapat berfungsi sebagai klien dan server secara bersamaan. Pengguna masing-masing komputer bertanggung jawab terhadap manajemen resource komputer , mirip membuat nama user , menentukan yang akan di-share , menandai ijin terusan bagian share tersebut , dan yang lainnya. Tiap-tiap user juga bertanggung jawab melaksanakan backup data pada komputer masing-masing.
Sistem jaringan ini dapat digunakan di rumah atau di kantor. Pemakai komputer yang memiliki sebuah komputer lama dan sebuah komputer baru , tidak perlu membuang komputer lamanya. Dengan memasang kartu jaringan (netword card) pada komputer tersebut , maka kedua komputer dapat dihubungkan dengan kabel yang khusus digunakan untuk sistem jaringan.
Sejarah Jaringan Peer-to-Peer
Ide mengenai konsep ini muncul kira-kira pada final dekade 1980-an , ketika jaringan komputer mulai menjadi salah satu barang wajib dalam perusahaan , baik itu perusahaan kecil maupun besar.
Jaringan peer-to-peer mulai banyak digemari ketika Microsoft merilis sistem operasi Windows for Workgroups , meski sebelumnya sistem operasi MS-DOS (atau IBM PC-DOS) dengan perangkat MS-NET (atau PC-NET) juga dapat digunakan untuk tujuan ini. Karakteristik utama jaringan tersebut yaitu dalam jaringan ini tidak terdapat sebuah server sentra yang mengatur klien-klien , sebab memang setiap komputer bertindak sebagai server untuk komputer klien lainnya. Sistem keamanan yang ditawarkan oleh metode ini terbilang lebih rendah dibandingkan dengan metode klien/server dan manajemen terhadapnya pun menjadi relatif lebih rumit.
Konsep ini pun kemudian berevolusi pada beberapa tahun terakhir , khususnya ketika jaringan Internet menjadi jaringan yang sangat besar. Hal ini mulai muncul kira-kira pada final dekade 1990-an , di ketika pengguna Internet mengunduh banyak berkas musik mp3 dengan menggunakan metode peer-to-peer menggunakan jadwal Napster yang menuai kritik pedas dari industri musik , mirip halnya Metallica dan banyak lainnya. Napster , dikatakan memiliki anggota lebih dari 20 juta pengguna di seluruh dunia , pada ketika itu dituntut oleh para pekerja industri musik.
Selanjutnya beberapa aplikasi juga dibuat dengan menggunakan konsep ini: eDonkey , Kazaa , BitTorrent , dan masih banyak lainnya. Meski aplikasi peer-to-peer ini banyak digunakan oleh pengguna rumahan , ternyata sistem ini juga diminati oleh perusahaan juga.
Kelebihan dan Kekurangan Jaringan Peer-to-Peer
Adapun kelebihan jaringan peer-to-peer adalah:
- Implementasinya murah dan mudah.
- Tidak memerlukan software manajemen jaringan khusus.
- Tidak membutuhkan direktur jaringan.
- Tidak cocok digunakan untuk jaringan dalam skala besar , sebab manajemen menjadi tidak terkontrol.
- Tiap user harus dilatih untuk menjalankan peran administratif supaya dapat mengamankan komputernya masing-masing.
- Tingkat keamanannya rendah.
- Semakin banyak yang dishare , akan mensugesti kinerja komputer.
Sekian artikel mengenai pengertian dan sejarah jaringan peer to peer. Semoga dapat bermanfaat buat kita semuanya dan terimakasih telah berkunjung di blog ini , jangan lupa di share ya teman-teman.
Posting Komentar
Posting Komentar